Posted by DKT Peluang Usaha on Saturday, July 25, 2015
Sejujurnya, kalau ada yang nanya begini di seminar/workshop ketika saya
sharing perjalanan entrepreneurship saya selama hampir 9 tahun terakhir,
saya masih bingung jawabnya. Kenapa? Karena nyari mitra bisnis itu sama
seperti nyari pasangan hidup. Nomer satu, yang paling penting itu
CHEMISTRY (nyambung apa ngga nilai-nilainya, nyambung ngga ngobrolnya).
Yang agak beda memang kalau nyari pasangan hidup, biasanya kita tertarik
sama penampilan luarnya dulu. Dan ini manusiawi kok. Kalo ada yang
bilang ke saya, "Mas saya nyari pacar yang baik aja, ngga perlu
ganteng/cantik". Ini kayaknya agak lebay, karena: Gimana Agan bisa tau
dia baik kalau Agan dari awal ngga ngedeketin karena dia menarik di mata
Agan? Kecuali kalau emang peralihan dari friend-zone (udah temenan
dulu) terus pindah haluan jadi pacar. Anyway, nah kalo nyari mitra
bisnis, penampilan biasanya sih ngga terlintas di pikiran sama sekali.
Jadi apa yang harus diperhatikan ketika nyari mitra bisnis? Seperti
biasa, saya ngga bisa sharing teori.. karena saya seorang praktisi. Jadi
yang akan saya tulis di sini adalah berdasarkan pengalaman saya dari
memiliki 6 perusahaan dengan mitra bisnis yang berbeda:
1. Harus sama nilai-nilai yang dijunjung tingginya.
Ini pentingnya "pdkt" kalau bahasa pacarannya. Agan harus tau apakah
calon mitra bisnis Agan ini sama ngga sih value dalam hidupnya. Misal
Agan adalah orang yang memegang teguh integritas, ya jangan bermitra
dengan orang yang sering menghalalkan segala cara. Kalau Agan bukan
orang yang serakah, jangan bermitra dengan orang yang selalu mau menang
sendiri dan serakah.
2. Harus yang punya tujuan dan maksud berbisnisnya sama.
Kalau Agan mau memulai bisnis ini misal untuk biar bisa mempekerjakan
orang-orang lokal setempat (pemberdayaan), maka jangan bermitra dengan
orang yang hanya memikirkan untuk kaya raya semata. Kalau Agan maksud
berbisnisnya untuk biar bisa memecahkan sebuah masalah yang ada di
lingkungan sekitar, maka jangan bermitra dengan orang yang ingin
memecahkan masalah global.
3. Harus yang saling melengkapi.
Kalau Agan jago di marketing, jangan cari mitra bisnis yang juga cuma
jago di marketing. Coba cari mitra bisnis yang mungkin jago di sales
atau di akunting. Begitu juga sebaliknya.
4. Harus yang punya komitmen yang sama.
Akan sangat sulit untuk Agan bisa mengembangkan bisnis Agan kalau cuma
Agan yang menggebu-gebu, sementara mitra bisnis Agan santai-santai aja.
Kontribusinya harus sama. Bukan berarti kalau Agan curahkan 10 jam per
hari, dia juga harus begitu. Ngga. Tergantung deal awal, apalagi kalau
misal dia yang punya dana, Agan yang bertugas menjalankan bisnis. Dia
mungkin ngga perlu jalanin bisnis ini sama jumlah jamnya dengan Agan,
mungkin bisa hanya ketemuan seminggu 1 kali atau 2 kali cukup;
tergantung perjanjian awal. Tapi dia harus setor uangnya sesuai komitmen
awal juga. Intinya, memegang teguh perjanjian awal ketika memutuskan
untuk bermitra.
Saya punya mitra bisnis yang serakah, saya punya mitra bisnis yang
sangat ngga perhitungan, saya punya mitra bisnis yang punya keinginan
yang luar biasa dalam belajar, saya punya mitra bisnis yang udah mahir
di industri bisnis yang kita geluti, saya punya mitra bisnis yang punya
nilai sosial yang sangat tinggi, saya punya mitra bisnis yang cuek, saya
punya mitra bisnis yang pemikirannya terkadang masih kekanak-kanakan,
saya punya mitra bisnis yang emosian, saya punya mitra bisnis yang kaya
luar biasa, saya punya mitra bisnis yang sederhana, saya punya mitra
bisnis yang sangat terkenal, dan seterusnya.
Dari pengalaman manis dan pahit dalam memiliki mitra bisnis yang beragam
inilah kenapa saya bilang, yang paling penting adalah untuk punya mitra
bisnis yang memenuhi 4 kriteria di atas. Semoga bermanfaat.